Profil Desa Kramat
Ketahui informasi secara rinci Desa Kramat mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kramat, Tegal. Ungkap potensi strategis di pesisir Pantura, keunggulan pertanian dan perikanan, serta dinamika sosial ekonomi. Temukan data wilayah, jumlah penduduk, dan peluang investasi di desa penyangga utama Kabupaten Tegal ini.
-
Lokasi Strategis di Pesisir Pantura
Desa Kramat memiliki letak yang sangat strategis di jalur utama Pantai Utara (Pantura) Jawa, menjadikannya gerbang vital dan area prospektif untuk pengembangan industri, jasa, dan perdagangan di Kabupaten Tegal
-
Potensi Ekonomi Agraris dan Bahari
Dengan komposisi wilayah yang didominasi oleh lahan persawahan irigasi teknis dan pertambakan, Desa Kramat menjadi salah satu lumbung padi dan produsen perikanan budidaya yang penting di kawasan ini
-
Pusat Pertumbuhan Bersejarah
Sebagai bekas pusat pemerintahan Kecamatan Kramat, desa ini memiliki warisan infrastruktur dan tatanan sosial yang lebih matang, berfungsi sebagai motor penggerak bagi wilayah sekitarnya

Terletak di pesisir utara Pulau Jawa, Desa Kramat, yang merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Kramat di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menjelma menjadi sebuah wilayah dinamis dengan signifikansi historis dan potensi ekonomi yang besar. Berada tepat di jalur vital nasional, Jalan Pantai Utara (Pantura), desa ini tidak hanya menjadi saksi bisu ribuan kendaraan yang melintas setiap hari, tetapi juga merupakan episentrum pertumbuhan yang memadukan corak agraria, denyut ekonomi pesisir dan potensi pengembangan sektor industri dan jasa yang menjanjikan. Posisinya yang hanya berjarak sekitar 8 kilometer dari pusat Kota Tegal dan 23 kilometer dari Slawi, ibu kota Kabupaten Tegal, menempatkan Desa Kramat pada posisi kunci sebagai penyangga dan mitra pembangunan bagi kedua pusat ekonomi tersebut.
Desa ini menyimpan rekam jejak sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Kramat sebelum akhirnya dipindahkan ke Desa Kemantran. Warisan ini menyisakan fondasi sosial dan infrastruktur yang lebih tertata, menjadikannya rujukan bagi desa-desa lain di sekitarnya. Dengan topografi dataran rendah pada ketinggian 0 hingga 2 meter di atas permukaan laut, Desa Kramat menjadi kanvas luas bagi bentangan lahan pertanian produktif dan kawasan pertambakan yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Geografi dan Tata Wilayah
Secara geografis, Desa Kramat memiliki posisi yang unik karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. Kondisi ini membentuk karakter wilayah yang khas sebagai desa pesisir. Batas-batas wilayah administratifnya ditetapkan secara jelas. Di sebelah barat, Desa Kramat berdampingan dengan Desa Bongkok dan Desa Kertayasa. Sebelah selatan, wilayahnya berbatasan dengan Desa Kertayasa, sementara di sisi timur bersebelahan dengan Desa Maribaya dan Desa Plumbungan.
Berdasarkan data yang terhimpun, luas wilayah Desa Kramat tercatat sekitar 3,07 kilometer persegi (307,38 hektar). Dari total luas tersebut, pemanfaatan lahan didominasi oleh sektor pertanian. Sekitar 60% dari keseluruhan wilayah, atau setara dengan 184,4 hektar, merupakan areal persawahan produktif yang sebagian besar telah mendapatkan dukungan irigasi teknis. Hal ini memastikan produktivitas padi dan tanaman pangan lainnya dapat berlangsung optimal sepanjang tahun.
Kawasan permukiman penduduk menempati sekitar 30% dari total luas desa, atau kurang lebih 92,2 hektar. Area ini terus berkembang seiring dengan pertumbuhan populasi dan dinamika sosial ekonomi masyarakat. Sisanya, sekitar 10% atau 30,7 hektar, dimanfaatkan sebagai lahan pertambakan. Kawasan ini menjadi pusat budidaya perikanan air payau yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi warga setempat. Selain itu, di bagian tenggara desa, terdapat sebuah area yang dikenal sebagai Bumi Perkemahan Shantika, yang dikelola oleh Kwartir Ranting (Kwarran) Pramuka Kecamatan Kramat, berfungsi sebagai pusat kegiatan kepramukaan dan alam terbuka di tingkat lokal.
Demografi dan Pemerintahan
Menurut data terakhir yang tersedia, jumlah penduduk Desa Kramat mencapai 6.231 jiwa. Dengan luas wilayah 3,07 km², maka tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 2.029 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, mencerminkan fungsinya sebagai salah satu pusat aktivitas di Kecamatan Kramat. Dinamika kependudukan ini menjadi salah satu modal utama pembangunan sekaligus tantangan dalam penyediaan layanan publik dan infrastruktur.
Roda pemerintahan Desa Kramat dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya. Berdasarkan catatan, tampuk pimpinan desa hingga saat ini dipegang oleh Bapak Soleh, yang memulai masa jabatannya sejak tahun 2019. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah desa terus berupaya mengoptimalkan potensi yang ada, baik di sektor pertanian, perikanan, maupun pengembangan ekonomi berbasis lokasi strategis di jalur Pantura. Struktur pemerintahan desa berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku, dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra dalam perumusan kebijakan dan pengawasan jalannya pemerintahan.
Daftar Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Kramat menunjukkan kesinambungan kepemimpinan yang telah berlangsung lama, antara lain:
Dagmad
Suhari Nuryadi, B.BA (1974-1990)
Sudarmo (1990-1994)
Haroh (Pjs. Kades 1994-1998)
H. Maksudi (1998-2008)
Damusri (2008-2014), yang merupakan kepala desa perempuan pertama.
Cartono Nuryadi (2014-2019)
Soleh (2019-sekarang)
Keberlanjutan ini menjadi cerminan stabilitas politik di tingkat desa yang kondusif bagi perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan jangka panjang.
Perekonomian dan Potensi Unggulan
Struktur ekonomi Desa Kramat ditopang oleh dua pilar utama, yaitu sektor agraris (pertanian dan perikanan) dan sektor perdagangan-jasa yang tumbuh subur berkat lokasinya di jalur Pantura. Kombinasi keduanya menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang tangguh dan beragam.
Di sektor pertanian, hamparan sawah irigasi teknis seluas lebih dari 180 hektar menjadi lumbung padi bagi kecamatan. Para petani di Desa Kramat umumnya menanam padi dua hingga tiga kali dalam setahun, didukung oleh ketersediaan air yang memadai. Selain padi, beberapa petani juga melakukan diversifikasi dengan menanam palawija di musim-musim tertentu. Keberhasilan di sektor ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal tetapi juga memasok hasil panen ke pasar-pasar di Kota Tegal dan sekitarnya.
Sektor perikanan juga memegang peranan krusial. Kawasan tambak yang membentang di pesisir menjadi habitat ideal untuk budidaya udang dan ikan bandeng. Komoditas ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi andalan ekspor skala kecil hingga menengah. Aktivitas pertambakan ini menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari persiapan lahan, pemeliharaan, hingga saat panen dan distribusi. Di sepanjang pesisir, juga ditemukan adanya perkebunan melati yang hasilnya diserap oleh industri pengolahan teh melati khas Tegal.
Keunggulan komparatif utama Desa Kramat ialah letaknya yang strategis. Keberadaannya di jalur Pantura membuka lebar peluang di sektor perdagangan dan jasa. Banyak warga yang mendirikan usaha warung makan, restoran, toko kelontong, hingga bengkel untuk melayani para pengguna jalan. Potensi pengembangan yang lebih besar seperti pembangunan hotel, rest area modern, dan pusat logistik atau pergudangan masih sangat terbuka, mengingat arus lalu lintas barang dan orang yang tidak pernah berhenti di jalur ini. Potensi inilah yang diproyeksikan menjadi motor penggerak ekonomi desa di masa depan, mentransformasi Desa Kramat dari desa agraris tradisional menjadi desa yang lebih modern dengan ekonomi yang terdiversifikasi.
Konteks Sosial dan Prospek Masa Depan
Sebagai sebuah komunitas, masyarakat Desa Kramat memiliki ikatan sosial yang kuat dengan nilai-nilai budaya pesisir yang kental. Kehidupan agamis dan semangat gotong royong masih menjadi bagian dari keseharian warga. Lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti karang taruna, kelompok tani (poktan), dan kelompok wanita tani (KWT) aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan desa.
Menatap ke depan, Desa Kramat dihadapkan pada sejumlah peluang sekaligus tantangan. Peluang terbesar terletak pada optimalisasi lokasinya yang premium. Pemerintah desa bersama pemerintah kabupaten perlu merumuskan sebuah rencana tata ruang yang komprehensif untuk menarik investasi di sektor industri non-polutif, pergudangan, dan pariwisata jasa. Pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan desa yang lebih lebar, sistem drainase yang baik untuk mencegah banjir rob, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi agenda prioritas.
Tantangan yang dihadapi antara lain ialah potensi abrasi pantai, isu lingkungan akibat padatnya lalu lintas Pantura, serta persaingan ekonomi yang semakin ketat. Oleh karena itu, pembangunan di Desa Kramat harus mengadopsi prinsip keberlanjutan, menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Dengan pengelolaan yang visioner, Desa Kramat tidak hanya akan terus menjadi denyut nadi penting di pesisir utara Tegal, tetapi juga sebuah contoh sukses desa yang mampu mentransformasikan potensi strategisnya menjadi kemakmuran nyata bagi warganya.